Senin, Agustus 01, 2016

00:06 // Ew. Are u jealous Mir?

Kenapa gue . . .

Belum ada 24 jam Dylan dan Velvet saling kenal dan mereka sudah seperti pasangan sehidup semati seperti itu?

Ew. Are u jealous Mir? WTF!
Lo jealous sama anak bawel kaya dia?

Setelah selesai menonton beberapa film di rumah Dylan. Aku mengendarai mobil Uncle Brian menuju rumah baru ku, seperti biasa. Satu hal yang tidak biasa. Aku membawa seorang gadis dalam mobil ini. Ia terlelap, menyenderkan kepalanya pada pintu mobil dengan wajah yang terlihat sangat lelah.

Sekitar pukul sebelas mobil ini sudah berhenti di rumah nya. Rumah sudah sangat sepi. Sepertinya Uncle Brian belum kembali. Aku kembali memerhatikan gadis yang masih saja terlelap disampingku.

"Heh." Aku memukul kecil lengannya. "Kebo! Bangun."

Velvet tak bergerak sedikit pun.

"Vet! Lo gak mau diseret sampe atas kan?" Aku serius. Jika dalam beberapa detik setelah ini dia tak bergerak, aku akan menarik keluar dari mobil ini dan mungkin akan meninggalkan dia digarasi. Sampai besok pagi. Sendiri.

"Hm,"

"Vet! Bangun Njing!"

Dia mengulet. Diatas jok. Membuka seatbeltnya. Dan kembali menggerakan badannya. Mencari posisi tidur. Dan kembali tidur.

eh si anjing.

Aku kembali melemparkan satu tinju an ke lengannya, mungkin ini cukup sakit untuknya. Hingga ia terbangun.

"Shiyt! Lo apaan si?!"

"Bangun njing!" Dia melihat keadaan sekitar.

"Kita dimana?! Lo mau ngapain gue?! Kok gelap?! WAAAA! MESUUM ABANG MESUMMMM MMHPPHH--"

sebelum ia berteriak lebih keras, aku membekap mulutnya. "Kita di garasi njing. Cepet turun!"

"Hmph-- gimMph- Gimanphm--"

Aku melepaskan tanganku dari mulutnya. "Gimana mau jalan kalo kaki gue masih sakit?"

Aku berdecak, membuka knop pintu dan keluar dari mobil segera. Sebelum dia kembali mengoceh sepanjang malam dan aku tak bisa tidur dan catat. Besok hari senin. 

Kaki ku berjalan menuju lorong penghubung garasi dengan ruang televisi sebelum pintu mobil terbuka dan terdengar sebuah teriakan yang cukup kencang.

"Lo bisa gak sih care sedikit? Sama gue? Gue gini juga gara-gara lo!"

Aku kembali berdecak.

Masih untung gue bangunin.

Tanpa perlu mengeluarkan sepatah kata, gue berjalan menuju mobil. Dan mengangkatnya dengan tangan kananku berada di punggungnya dan tangan kiriku mengangkat kedua lututnya. Berjalan keluar menuju ruang televisi yang gelap, menaiki tangga dan berhenti didepan pintu kamarnya.

Aku sangat risih saat ia hanya diam, menatapku dengan bibir sedikit terbuka. Bibir yang berhasil diraih oleh Dylan dengan mudahnya. Fck. Just keep calm Mir. Just tell me you dont ever crush on her. She just a stupid loudly girls who bump you with her meal few days ago. Just be cool. Dont ever fall for her. Ever.

Kenop pintu berhasil gue raih dan perlahan gue meletakannya diatas tempat tidur. Matanya masih tertuju padaku. Gue berjalan keluar dan menutup pintunya, berjalan beberapa langkah ke seberang pintu kamarnya menuju kamar gue, pastinya.

"MAKASIH ABANG GOKLIN YANG PALING GANTENGG!"

Lalu setelahnya, aku menutup pintu.

Tanpa sadar. Bibir ku terangkat.

dan aku masuk dalam kamar mandi untuk membersihkan badan, lalu setelah beberapa menit ku habiskan untuk bershower dan menyikat gigi, aku terlelap diatas bed hanya dengan menguunakan boxer bergambar. Menarik selimut hingga aku benar-benar terlelap dalam alsm sadar.

***

TokTok. Tok.

"Mir. ."

Toktok. Tok.

"Emir. . . "

Shit.

"Mir, gue insom mir. . ."

Toktok. Tok.

"Mir. . Gue takut. . ."


"Why are you so fücking annoyin'?!" Kataku tepat didepan wajahnya saat aku berhasil berjalan menuju pintu dengan kesadaran tak sampai dua puluh persen.

"Gue gak bisa tidur, gue takut, temenin gue,"

"Fück. You aren't five years old any more Vet! Just close your eyes. And fück as sleep."

aku membanting pintu tepat didepan wajahnya dan kembali tertidur. Tak ada suara setelahnya. Aku hanya mendengar suara napasku yang berat.

toktok. Tok.

"HMM!"

toktok. Tok.

"Tidur vet!"

"I cant,"

aku mencengkram bedcover sebelum akhirnya aku kembali membukakan pintu untuknya.

Velvet berdiri tepat didepanku dengan piama spongebob dan sebuah guling ditangannya. Wajahnya yang terlihat sangat segar tanpa kantuk sedikit pun. Sangat-sangat berbeda denganku yang . . Ugh.

"Temenin gue sampe tidur ya?" Katanya dengan sebuah senyum.

"Hm" aku kembali berjalan menuju tempat tidur dengan pintu terbuka sebelum-- "Jangan tidur lagii!"

Aku membalikan badan dan dia masih berdiri diluar pintu. "apa hak lo ngatur hidup gue."

Badanku terhempas diatas tempat tidur. "udah masuk. Lo ngapain kek jangan ganggu gue. Main laptop. Baca majalah. gadgetan. Apa kek. Gue mau ti-dur!"

"Tapi laptop gue dirumah," Tanpa harus aku membuka mata, aku pastikan dia sudah berjalan masuk dalam kamarku.

"ambil punya gue."

setelahnya, aku terlelap dalam tidur. Lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar