Kamis, Agustus 29, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 12

Damn. Kai membawa Emir masuk ke resto. Semakin dekat, dekat dan.. Tiba di meja kami. Aku berdiri untuk membalas jabatan tangannya. Lama, tangannya yang semakin kuat menahan tanganku yang ada digengamannya. Dia melihat ke arahku dari atas ke bawah. Terlihat kagum dibola matanya. Hess. 

"Formal? Tidak dengan baju yang bau mu itu."
Ini bukan ke kaguman! Ini ejekan! 


Suara Emir tetap sama, begitu pula senyumnya. Aku melepaskan gengamannya dengan sedikit paksaan. Dan dia duduk disebelahku. Memesan minuman dan kembali mengalihkan perhatiannya ke pada aku dan Karil. 

Apa ini yang dimaksud perubahan oleh Kai? Sepertinya Emir baik-baik saja. Ia sama seperti dulu. Bahkan lebih baik.

Minggu, Agustus 04, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 11


Sore ini aku memang sengaja untuk pulang lebih cepat. Aku segera memacu Rushku dengan kecepatan tinggi selama jalanan sepi, toh nanti aku juga akan terjebak dalam kemacatan Jakarta. Rencananya, Mama akan pulang dari Manhattan dan tiba di Jakarta nanti malam. Aku tak bertemu lama dengannya, mungkin lebih dari enam bulan lamanya. Semenjak papa di panggil Tuhan, mama lebih senang mengurusi butik-butiknya yang diluar negeri. Mama begitu sensitif, dia bahkan sudah menjual rumah kami sehari setelah aku lulus dari SMA. Katanya: setiap kali dia menginjakkan kakinya dirumah kami, ia selalu terbayang sosok papa. Ya, apa boleh buat. Aku harus menuruti Mama yang sudah menjadi single parents. Otomatis, aku akan jauh dari sahabat-sahabatku: Niken, Rara, Bima dan Aldi. Mereka berempat masuk dalam universitas negeri yang sama. Seperti impian mereka. Sementara aku. Entah mimpi buruk apa aku selama ini. Aku harus berada dalam satu kampus dengan Daniel. Kita satu jurusanJurusan BisnisTapi untung saja kelas kita berbeda.  Jadi, aku tak melihat wajahnya setiap hari. Semenjak kepergian Emir yang kedua, aku selalu menjaga jarak dengan Daniel. Dia juga tak keberatanMenurut pandanganku. Kita memang sudah tak bisa berhubungan lagi. Semuanya sudah selesai. Dan aku sangat keberatan untuk meneruskannya lagi. Kita hanya sebatas Teman.