Lab Bahasa Inggris masih
terkunci, para siwa dan siswi pun baru sedikit yang sudah datang. Aku
memutuskan untuk duduk disalah satu kursi ditaman dekat gedung bahasa
ini. Ya, diantara gedung IPA dan gedung IPS terdapat gedung bahasa. Atau
sekarang disebut gedung MIA dan gedung IIS. Gedung Bahasa ini hanya dua
tingkat, tetapi terdapat beberapa kelas seperti 4 Kelas Bahasa Asing
untuk anak IPA dan IPS beserta 2 Lab Bahasa. Di gedung ini juga terdapat
perpustakaan yang lumayan besar dengan fasilitas yang mendukung untuk
belajar. Contohnya komputer dan wifi yang menyala duapuluh empat jam
untuk siswa dan siswi sekolah ini. Tapi sayangnya, aku tidak membawa
handphone dan memang tak boleh.
"Cat?"
Aku menengok ke arah sumber suara. Seorang laki-laki berparas sangat
tampan dengan rambutnya yang dipotong spike sempurna itu mendekatiku dan
duduk disebelahku.
"Oh, Hai--" Kata-kataku tercekat.
Siapa namanya?! Aku melihat bet nama diseragamnya. R. Raskalis
"Raskal.." Ucapku lirih. Takut salah.
Dia mengacungkan tangan untuk bersalaman, sepertinya ia tahu apa yang sedang aku pikirkan.
"Anak sebelas mia dua." ucapnya dengan santai.
Aku membalas jabatangannya dengan sedikit gugup, mata almond itu membuat mataku tak ingin beralih darinya.
"Catharina, sepuluh mia satu.."
Aku melihat bet namanya untuk yang kedua kali. R. Raskalis.
Panggilannya Raskal? Jadi kakak kelas yang nabrak aku di ruang biologi
dan kakak kelas yang menawarkanku pulang dengan mobil M3 merah itu
namanya Raskal? Oh.. Ganteng banget..
"kamu kenapa disini?" Tanyanya.
Oh No! Jangan memandangku dengam mata almondmu itu, please.
"Emm. Itu. Lab Bahasa belom dibuka, jadi aku nunggu disini, kak."
Deg.
Wajahnya tersenyum, menampilkan
rahang seperti terpahat sempurna untuk dirinya. Wait.. Wajah ini begitu
terlihat familiar. Tapi kapan aku bertemu dengannya? Hah?
"Dapet udangan?" Tanya Kak Raskal tanpa beralih dari pandanganku.
"Undangan?"
"Sweet seventeen-nya Bianca,"
"Oh, dapet kak.."
Dia mengangguk sekilas. Matanya beralih ke arah bawah, sepertinya ia
sedang berpikir. Huh? Soktau banget sih kamu Cat! Berharap gitu cowok
seganteng ini bakal ngajak kamu buat ke prom besok? Mustahil...
Aku menelan ludah untuk membasai tenggorokanku yang kering akibat percakapan singkat ini.
Aku menelan ludah untuk membasai tenggorokanku yang kering akibat percakapan singkat ini.
"Boleh berangkat bareng?"