Kamis, Juni 27, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 7


Aku meletakkan handphone diranjang dan melangkah kaki ke balkon. Ditemani sebotol softdrink, aku ingin menghabiskan malam ditempat ini. Bersadar pada dinding dan menikmati lampu-lampu jalan cantik yang bertebaran bawah. Huft. Aku rasa aku ingin melompat. Tetapi, tiba-tiba suara itu memanggilku. Vanvan... Aku melihat ke arah kamar Emir. Sepertinya aku membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Emir berdiri tak jauh dariku, dia.. Shirtless. Hanya dengan menggunakan celana volcom selutut berwarna gelap. Otomatis pack-pack di perutnya terlihat jelas, sekali. Berbeda jauh dari tiga tahun lalu..

Emir Love Story: "Memories" - PART 6


Malam ini, aku menginap disebuah tempat khusus pilihan Emir, letaknya tak terlalu jauh dari tempat kita bermain tadi. Tempatnya bagus, bisa dibilang megah dan berkelas. Padahal, sudah ku bilang, ini terlalu mewah untuk kita. Tetapi Emir tetap pada pendiriannya. Memang anak itu sama saja, keras kepala.

Selasa, Juni 25, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 5


Berdiri tepat didepan plang Trans Studio Bandung. Tempat tujuan Emir. Jujur, aku baru pertama kali ke tempat ini. Orang tuaku mana mau aku ajak ke tempat ramai seperti ini, mereka lebih senang berlibur disuatu pulau atau tempat yang sunyi. Ya, beginilah menjadi anak tunggal, kalau ada perdebatan pasti satu lawan dua. 

Senin, Juni 24, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 4



Seminggu berada di villa terpencil dipuncak bukit memang agak menyiksa diriku
Diluar kebersamaan bersama mereka, dan fasilitas yang lebih dari cukupSelain jauh dari orang banyak, sinyal ditempat itu sangat amat jarang. Saatku sampai rumah saja sudah ada puluhan sms dan misscall, ternyata.. Aku melewatkan dua pertandingan basket antar smu itu. Daniel, kapten basket putra sekaligus asisten coach. Banyak yang menganggap He is so damn hot, cool, and.. So care. But, I think. Dia gak lebih jauh dari teman-teman basketnya yang lain. Dia sangat dekat denganku, kurang lebih hambir dua tahun aku berada disampingnya. Selama itu juga mata-mata sinis memandangku saat kami berjalan bersama. Dia memberitahu ku bahwa coach sempat marah kepadaku, untungnya sekolah kami menang, tanpa aku saat itu. 

Rabu, Juni 19, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 3



Kulangkahkan kakiku keluar kamar, memasuki ruang makan yang sudah tercium bau makanan lezat. Perutku sudah tak bisa di kompromi. Tetapi.. Siapa yang masak makanan seharum ini? Bukankah Niken dan Rara tadi masih tidur dikamar kami? Langkah kaki aku percepat, aku melihat seseorang berdiri dibalik meja dapur. Wajahnya terlihat buram, konsentrasi melihatku belum terkumpul 100 persen. Aku baru bangun beberapa detik lalu. 

Senin, Juni 17, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 2


 
Menurutku ini sudah direncanakan! kursi supir diisi Bima, disamping dia Aldi. Mereka sibuk memerhatikan jalan. Sementara dibagian belakangku Niken dan Rara berbicara soal majalah tebal bertulisan Vogue dibagian cover. Ngerti apa aku?! Dan disinilah aku duduk, dibar bagian tengah, bersebelahan dengan Emir. Aku hanya bisa diam menatap kaca disamping kiriku, sejak tadi, aku bingung harus membuka pembicaraan dari mana. Meski akuJujurAku kangen banget sama orang disebelahku ini.

Jumat, Juni 14, 2013

Emir Love Story: "Memories" - PART 1

Because nothing makes Me happier and nothing makes Me sadder than You.
                                                                            


Subject: Good News!

From: Emir Mahira
To : Angelina Vanny. 


Vanny! Masih ingat aku kan? 

Gimana kabarmu di Indonesia? Gimana temen-temen? Rara sama Bima masih berantem? Kalo Niken sama Aldi gimana? Aku ketinggalan banyak banget ya? Hahahaha :))

Aku kangen Indonesia! 
Aku kangen temen-temen disitu! Termasuk kamu..
Kamu kangen aku gak? *coughing*

Kalau, Iya. Sabtu sore besok kamu ke Soeta ya! 


See you Vanvan! :) 

Senin, Juni 10, 2013

"Troublemaker" - Fan Fiction Emir Mahira


"You wanna know who I'm in love with? Read the first word again." 


Sinar matahari yang masuk melewati celah fentilasi jatuh tepat pada kelopak mata, seakan-akan menyapa seorang wanita yang masih terbaring di ranjangnya. Dinginnya AC terasa seperti menusuk kulit, ia pun terbangun. Nyawa wanita ini belum utuh sepenuhnya, sampai sebuah suara nyaring dari handphonenya membangunkannya.