Saat aku dan Emir sampai dipos satpam menuju cluster perumahanku dengan sebuah sepeda, Emir membunyikan bell sepedanya yang nyaring itu.
"Mari pak!" Kata Emir sambil tersenyum kearah mereka.
"Mari dek Emir!" Kata salah satu dari mereka.
Aku terdiam. Apa tak salah dengar? Emir menyapa pak satpam dan pak satpam ku maksudku cluster perumahanku kenal Emir? Bagaimana bisa!?
Beberapa detik kemudian sepeda yang dikayuh Emir oleng beberapa kali. Emir memberhentikan sepedanya beberapa meter dari pos satpam. Dari pos satpam ini hingga rumahku masih 4blok. Mungkin beberapa ratus meter lagi. Aku turun dari tumpangan disusul dengan Emir. Ia mengecek seluruh bagian sepedanya.
Kalau di film romantis gitu ini adegan paling merusak moment. Ban depan sepeda Emir kempes total. Hmm... Emir memandangku lalu tersenyum, aku membisu melihat senyumnya yang manis itu. Disaat seperti ini dia masih bisa tersenyum? Aku kira dia akan menendang roda sepedanya itu..
"Olah raga ya sekali-kali.." Katanya lalu berjalan mendahuluiku sambil mendorong sepedanya. Aku menyusulnya dari belakang, dengan gerakan cepat tas yang dari tadi menggantung di tanganku sudah beralih di tangan Emir, dia mengantungkannya di stang sepeda.
Hening...
"Jadi gimana perasaanmu masuk sma dalem negeri? Nyesel?" Tanyanya. Aku sempat melihatnya, dia menatap lurus jalanan.
"Ya.. Biasa aja sih.." Balasku. "Ya beda pergaulannya. Gimana ya.. Gitu deh..!"
"Gimana?"
"Beda aja..."
"Ketemu orang kaya aku ya?" Tembaknya tepat sasaran. "Tapi aku gak seperti yang kamu bayangkan, Cat."
"Aku tau.."
"Apa?"
"Oh, nope." Ups salah ngomong aku.. "Emang kamu itu kaya apa?"
Hening.. Aku melihat kearah Emir, sinar mentari yang berwarna kekuningan menembakakan wajahnya kearah Emir membuat dia terlihat charming.. Oh. Stop it.
"Hey? Kenapa kamu liatin aku kaya gitu?"
Aku langsung mengalihkan pandangan kearah berlawanan. Hah..
"Lama-lama kalo diliatin, nanti kamu terpesona loh.."
Emir tersenyum manis kearahku, tanpa sadar aku ikut tersenyum. Entah atas dasar apa aku tersenyum.... Tapi aku bahagia bisa melihat dia tersenyum. Kami sudah berhenti di depan rumahku, tak terlihat mobil ecosport milik kak natan ataupun mobil camry hitam yang dikendarai Pak Herman untuk menjemputku. Aku mengalihkan pandangan ke Emir. Dia masih tetap menungguku.
KRING..KRING...
"CIE MIR! JANGAN SOK JAIM GITU DONG! HAHAHA....."
Suara itu terdengar dari seorang pengendara sepeda fixie yang melintas dengan cepat dijalan depan rumahku.
"Gak usah didengerin. Itu tetangga aku." Katanya sambil menggerakan tangannya ke udara menandakan itu suatu hal yang tak penting.
Wait.. Perasaan aku pernah lihat anak itu disekitar sini deh.. Bukannya dia tinggal di blok sebelah ya?
Saat aku bertanya seperti itu Emir mengangguk.
"Jangan bilang rumahmu dideket sini?"
Dia tersenyum diatas kebingunganku.
"Nanti jam 8 kamu naik ke loteng ya.. Aku tunggu kamu disana.." Katanya sambil memberikan tasku. "Aku duluan ya.."
Aku masih terpaku. Apa katanya? Jam 8? Di loteng? Ngapain?
"Y-ya. Thanks ya mir..."
Aku melangkah menuju pintu utama lalu melirik ke arah emir yang masih berdiri ditempatnya itu. Reflek, tanganku melambai ke arahnya, dia membalas lambaianku lalu dia lanjut berjalan. Aku mendorong pintu, tapi tak bisa. Ah. Kemana lagi semua orang.. Untung aku punya kunci cadangan didalam tas. Aku segera masuk ke dalam kamar dan merentangkan tubuhku dibed. Huaaah enak bangeet! Badanku udah pegel dari tadi berdiri!!
It might seem crazy what I’m about to say..
Sunshine she’s here, you can take a break...
Zrtt... Zrt... Zrt...
Aku menggeliat dikasurku. Kayaknya itu lagu Happy dari Pharrel Williams deh. Siapa yang nyetel deh malem-malem gini?! Ganggu aja!
I’m a hot air balloon that could go to space..
With the air, like I don’t care baby by the way..
Ups! Itu nada dering handphone ku! Aku lupaa! Saking seringnya mungkin aku mengganti nada deringku... Terdapat foto Kak Natan dilayar. Jemari ku segera menggeser tanda panah hijau pada layar.
"KAMU DIMANA CAT?" Sebuah teriakan histeris langsung keluar sebelum menyapa.
"Kaka gak pernah tau sopan santun ditelepon? Kita harusnya--"
"Gimana mau nyapa kalo tau adek lo ilang?"
"Hah? Ngilang?"
"Iya! Lo dimana?!"
"Aku dirumah.."
"Bener? Masuk pake apa?"
"Akukan punya kunci cadangan ditas.."
"Oke adek yang paling kakak sayang, kamu tunggu disitu jangan kemana-mana! Just Stay. " TUT...
Telepon terputus. Aku melihat jam didinding, jarum pendek menunjuk pada angka 7 dan aku masih mengenakan seragam. Gimana Kak Natan tau kalo aku masih pakek baju seragam kaya gini?! Aku segera berganti baju tanpa mandi, you know lah.. Aku harus menenangkan Kak Natan, ia sangat protective. Terkadang aku beruntung mempunyai kakak seperti itu, tetapi terkadang aku merasa lelah. Ya, mungkin itu adalah satu bentuk sayangnya kepadaku.
Saat ini aku telah bersandar dikursi ruang keluarga sambil menonton VChannel. Suara mobil berhenti yang familier ditelingaku terdengar dari arah garasi. Aku segera keluar, lalu Kak Natan berlari kearahku dan megoyang-goyangkan tubuhku.
"Kak--"
"Cat! Kamu gapapa kan? Kamu kemana? Gimana pulangnya? Catt!! Kakak takut kamu...."
"Hilang?"
Kak Natan langsung memelukku, dengan kondisi tubuhnya yang berkeringat.
"Kak, plis.. Aku gapapa, let me go?"
"Maaf tadi kakak jalan sama temen kakak, padahal paginya kakak udah nelpon pak herman buat gak jemput kamu.."
"Gapapa kak.. Ayolah. Cat juga baik-baik aja kan? Cat udah besar..."
Kak Natan melepas pelukannya dan menatapku. "Okey, jadi adek kakak udah gede ya? Gak butuh diperhatiin lagi nih..."
Aku menatapnya tajam, "Nooo! Aku gak maksud kaya gitu kak!"
"Yaudah kakak mandi dulu ya, kamu udah makan?" Tanyanya, aku menggeleng.
"Di jok samping ada ayam bakar kesukaan kamu, dibuka ya. Kita makan malem bareng.." Katanya sambil melangkah masuk kedalam kamarnya. Sementara aku berlari kearah mobil Kak Natan dan mengambil sekotak ayam bakar utuh kesukaanku. Sekarang, ayam bakar itu telah termenghiasi salah satu piring dimeja makan yang cukup luas dan elegan. Aku sudah mandi, tetapi belum terlihat tanda-tanda Kak Natan telah keluar dari kamarnya. Aku melangkah menuju kamar kak Natan dan mengetuk pintu.
"Kak?"
TOK.TOK.TOK...
"Ya?"
"Ayo makan! Laper nih kak!"
"Bentar lagi.."
Aku kembali ke meja makan, mengambil dua piring dan menaruh beberapa sendok nasi. Aku mengambil sedikit nasi, aku tak ingin memakan terlalu banyak karbohidrat setiap malamnya. Beberapa saat kemudian Kak Natan keluar dan duduk disampingku. Bau parfume nya tercium menusuk-nusuk hidungku.
"Kak? Sejak kapan kakak jadi wangi begini?"
"Kenapa? Gak enak ya?"
"Gak sih.. Tapi, kakak gak wangi aja banyak yang naksir, apalagi kalo wangi kaya kembang tujuh rupa gini?"
Kak Natan tertawa lalu obrolan makan malam kami dilanjutkan dengan cerita dari kak natan tentang hari ini. Hari yang katanya aku hilang.. aku mendengarkannya dengan seksama, ternyata kak natan telah mencariku hingga keseluruh jalan didekat sekolah ang ya kak natan pikirhingga warung kopi yang dia kira aku diculik oleh om-om disana. Huft. Emannya....
But I love him. I love Him as my lovely brother.
"Tidur gih Cat, udah malem.." Kata Kak Natan saat kami tengah menonton film di home theater milik kami. Film jadul sih, tapi seru! Menurutku.. Karna ini pillihanku..
"Ahh, lagi asik kak! Emang sekarang jam berapa?" Kataku tanpa mau mengalihkan pandanganku ke arah lain.
"Jam setengah sepuluh.."
Tunggu.. Sepertinya malem iniada kegiatan penting.. Apa ya? Kayanya tadi aku inget? Apa ya? Hmm..
"Yaudah, aku balik ya kak." Aku berdiri dari tempat duduk dan berjalan menuju kamar. Dari luar kamar handphone ku berdering, aku yang mendengarnya segera meraih benda itu diatas ranjang.
ALARM.
Hah? Aku pasang alarm jam delapan? Ada apa?
Aku membuka keterangannya, tertulis..
Emir nungguin diloteng!
OH YAA! ADUHH PARAH! UDAH JAM SETENGAH SEPULUH LEWAT! AKU HARUS APA?!!
Keep calm Cat... Breath in, Breath out..
Aku menuruni tangga dengan asal menuju home theater, mataku mencari sosok Kak Natan, ya! Dia masih duduk disitu! Pintu terbuka dengan kasarnya, Kak Natan langsung menengok, alisnya terangkat sebelah melihat kelakuanku.
"Kenapa lo? Kaya abis liat setan aja."
"Kak! Tangga naik ke loteng ada dimana ya?" Tanyaku sedikit terengah-engah. Ya bayangkan harus berlari dari lantai dua menuju home theater yang tempatnya terpojok seperti ini.
"Mau ngapain ke loteng?" Selidiknya.
Mau ngapain diloteng..? Ulangku dalam hati. Bagaimana harus bilang yang sesungguhnya. Kaak, aku disuruh Emir ke loteng jam delapan tapi ini udah jam setengah sepuluh! MANA MUNGKIN?!
"Ehm, Aku dapet tugas dari guru bahasa buat liat cuaca malem ini terus aku harus nyampein besok didepan kelas pake bahasa mandarin.. Please kak.." Dustaku.
"Hm.. Tangganya ada di sebelah gudang--"
Tanpa membuang banyak waktu aku segera lari keluar dari home theater dan berlaari menuju gudang, aku sempat mendengar teriakan Kak Natan tapi aku tetap tak tahu apa yang ia omongkan.
Suasana didekat gudang ini sungguh terlihat mencekam, aku tak tahu terdapat gudang dan tangga hitam yang berputar ke atas.Aku melihat kearah atas, tangga yang sangat tinggi dan gelap. Tetapi wajah Emir yang memohon saat mengucapkan, "Nanti jam 8 kamu naik ke loteng ya.. Aku tunggu kamu disana.." itu sangat memaksaku untuk menaiki langkah demi-langkah naik ke tangga ini. Akhirnya, sampailah aku pada puncak paling tinggi rumah ini, untuk yang pertama kalinya. Mataku mencari sosok Emir disekitar ini tapi tak ada. Tetapi aku melihat ada sebuah cahaya berwarna merah yang menembak atap rumah yang berbentuk prisma berada ditengah rumah, Aku mendekat. Kalau ini leser dan ditembak ke arah sini, berarti sumber leser ada di... Aku membalikkan badan. Terlihat sosok laki-laki tinggi dan menggenakan kaos kelabu tanpa lengan dan celana army selutut, itu Emir! Laser merah itu sudah tak menyala, ia melambaikan tangan dan aku balas.
"Maaf mir, tadi ada sedikit masalah gitu.." Kataku sedikit berteriak supaya dia mendengarnya karena jarak kita cukup jauh kareka dipekarangan rumah belakangkku terdapat kolam renang dan mungkin rumah milik Emir pun begitu..
Tunggu kalau Emir berdiri di situ berarti itu rumah milik Emir kan?
"Gapapa Cat, oh ya. Ini tempat rahasia kita ya.. kalau kamu butuh aku waktu malem-malem gini, kamu tinggal nyalain ini aja.." Balas Emir, ia melemparkan sebuah benda kecil seperti kapsul kearahku, bahkan sebelum aku melarangnya untuk melempar benda itu sudah berada ditanganku. Untungnya aku memiliki kemampuan tangan yang baik.... Huft. Aku melihat benda itu, mungkin ini sebuah laser. Aku memencet tombol disana dan keluar sebuah cahaya berwarna merah.
"Kamarku yang itu.. Kamu bisa nembakin ke kacanya, nanti aku langsung keluar!" Lanjutnya.
Aku terkekeh, ini seperti mainan anak kecil bukan? Tempat rahasia. Peralatan seperti spy gitu. Haha.. Emir.
"Oh ya! Mir, Kamarku yang itu.." Aku menunjuk salah satu kaca jendela di bawahku.
"Iya aku tau.." Katanya. Aku berhasil dibuatnya menganga.
"Kok tau?!"
"Soalnya lampunya nyala dan yang lain mati.."
Oh untunglah.. Aku kira dia benar-benar mata-mata atau.. pernah melihatku? atau bahkan mengintip ku haha. Cat, Cat.. Kamu ini..
Mataku memandangi mata abu-abu yang sangat.. mempesona. Dalam keadaan apapun, Emir tetaplah mempesona. Bahkan dengan kaos tanpa lengan seperti ini. Otot-otot yang terbentuk ditangannya.. Badan yang kurus tapi berbetuk itu sangat terlihat dibalik kaosnya yang sangat tipis. Ehem. Refreshing sebelum tidur bolehkan?
"Yaudah, udah malem juga.." Katanya membangunkanku dari lamunan indah ini. "Have a sweat dream, Cat.."
Aku tersenyum kikuk, "Bye Mir.." Dengan langkah kecewa aku harus turun melewati tangga angker itu dan meninggalkan Emir yang juga lenyap dari pengelihatanku setelah aku melambaikan tangan..
Semoga, setelah malam ini berlalu.
Kau tak akan pernah berubah.
Janganlah berganti,
tetaplah seperti ini..
Emir
***
Aku tersenyum kikuk, "Bye Mir.." Dengan langkah kecewa aku harus turun melewati tangga angker itu dan meninggalkan Emir yang juga lenyap dari pengelihatanku setelah aku melambaikan tangan..
Semoga, setelah malam ini berlalu.
Kau tak akan pernah berubah.
Janganlah berganti,
tetaplah seperti ini..
Emir
***
Jangan Lupa comment ya guys! :) Isinya bisa tentang:
-Isi hati kamu
-Kritik/saran
-Pesan/kesan
-Atau yang lain juga boleh
Maaf jika terjadi salah kata ya:)
Thanks For Reading!
Maaf ya kalo yang ini kurang panjang.. Soalnya lanjutin els sebelumnya yang 'ngantung' :) Happy Readinggg:3
BalasHapusCepet ya min!
BalasHapusEndingnya seru nih!
BalasHapusMin kalo post 2-3-4 sekalian </3
BalasHapuskeren min;)
BalasHapus