Senin, Mei 06, 2013

Emir Love Story "Tak ada yang Tak Mungkin" Part 36

Midnight. 
Gue terbangun. Emir berada disamping gue lagi tertidur. Untung kali ini gak terjadi apa2. Gue mengambil secarik kertas&pulpen. Menulis apa yang ada dihati dan pikiran gue sekarang. setelah itu gue hanya memegang tangan emir. 

"Good night babe. Thanks for all. i love u" 


gue tertidur lagi. Gak beberapa lama emir kebangun dan melihat tangan gue ada ditangan dia. Emir hanya membenarkan posisi selimut gue. Gue kebangun. "eh sorry, kamu jadi kebangun" "gak kok" "udah tidur lagi.." "mir, seandainya malam ini, malam terakhir aku. Dan belum pamit sama mama-papa aku, tolong kasih ini ya.." gue ngasih surat yang tadi gue buat. "Malam terakhir? Apa maksudnya?!" 

Cengen abis gue. Air mata gue gak bisa gue bendung lagi! 

"Dari jauh sana.. Pasti aku akan merindukan kamu mir.. Jaga diri kamu baik2 ya. I always love you."

Gue memejamkan mata. Diluar dari diri gue, Emir masih bingung dg kata2 gue. Dia melontarkan beribu2 pertanyaan, tapi tak ada satupun dari pertanyaan dari Emir itu yang gue jawab. Tambah bingunglah dia. Mungkin ini saatnya gue barus berpisah dengan dirinya. Gue berdoa. 

"Tuhan.. Tuhan yang baik, aku lelah Tuhan. Lelah untuk menanggung semua ini. Tuhan pasti tahu apa yang aku inginkan. Satu pintaku ya Tuhan. Tolonglah Engkau sampaikan kepada semua teman-teman yang pernah aku kenal, kepada sahabat-sahabat yang paling aku sayangi, kepada semua orang yang telah membuat aku bertahan sampai detik ini
dan tolong sampaikan kepada kedua orangtua aku. Bahwa aku mencintai mereka dari hatiku yang terdalam.."

Diluar hujan deras mendera RS itu dan sekitarnya. Emir segera lari,mencari suster ataupun dokter. Sementara mbak yang diluar mencoba menelpon semua orang tua gue. Semua panik parah. Termasuk juga dokter. Emir hanya bisa menunggu diluar. Setetes demi setetes airmata berlian membasahi dilengannya. Tak beberapa lama bastian datang. "EMIRRRR! DIA KENAPA?" emir cuma bisa diam. "Mir! Kasih tau gue Mir!" tetap saja diam. "Mir! Denger gue! Kenapa dia?! Kenapa dia bisa kaya gini?!" bentak bastian yang panik berat. "Gue gak tau Bas! Liat aja didalem! Liat Bas! Liat! Mungkin ini salah gue.." "Jadi lo?! Yang buat dia kaya gini?!" amarah bastian memuncak dan semakin memuncak. "dia keujanan pas gue ajak jalan" "gimana sih lo? Lo pacar dia bukan?! Kenapa lo! Biarin dia! Keujanan!?" Bastian ngangkat kerah emir. "Liat mata gue lo! Lo itu gak pantes jadi pacar dia! Lo gak bisa jagain dia!" hampir aja bastian mukul si emir, sebelum dilerai sama Radit. "Woi! Lo ngapain berantem? Lo gak liat dia lagi didalem?!" seketika bastian jadi luluh hatinya. 


Berjamjam mereka menunggu. Sampai sang surya menampakan cahayanya pun, tak ada keterangan yang jelas dari pihak rumah sakit
Detak suara sepatu terdengar. Radit, Bastian, dan Emir menoleh ke sumber suara.
"Tante..?!!"


^^^


Part lain? Click.

2 komentar: