Place de la Concorde, 16:55
Kalau di Indonesia, tempat ini sering disebut
sebagai alun-alun. Place de la Concorde ini alun-alun terbesar di kota Paris,
dimana setiap orang yang duduk dibangku taman ini akan merasakan ketenangan dan
kenyamanan.
Hal itu yang dirasakan olehku, duduk berdua disebuah
bangku taman dengan Emir. Menikmati indahnya kota Paris pada sore hari
menjelang matahari terbenam.
Aku ingat, aku masih menyimpan kotak kecil yang Emir
tinggalkan di rumahku. Aku mengeluarkannya dari tas, dan memberikannya kepada
Emir.
“Apa in--..” Kata-kata Emir tercekat saat ia
mengetahui isi dari kotak ini adalah sebuah cincin darinya.
“Kamu nemuin kotak ini?” Tanyanya, aku membalas
dengan anggukkan.
“Nemu dimana?”
“Diantara kotak coklat yang lain. Ini kotak coklat
yang paling kecil..” kataku
“Kamu tau ini dari siapa?” Tanya Emir lagi.
“Kalo aku gak tau ini dari siapa, aku gak akan
terbang jauh-jauh Jakarta-Paris hanya bermodalkan Cinta. Cuma buat nyusul kamu,
Emir Mahira Salim..” Jawabku, sedikit menyobongkan diri.
Emir terpana melihat perjuanganku.
Tanpa berkata-kata lagi, Emir langsung memelukku.
Air mataku kembali jatuh untuk yang kedua
kalinya dikota Paris ini.
“Maaf Van, selama bertahun-tahun ini, aku pasti udah
menyakiti hatimu untuk yang kesekian kalinya.. Aku selama ini mencari jawaban
yang keluar dari mulut kamu-..” Kata Emir yang berbicara persis disamping
telingaku.
“Jawaban apa?” Aku langsung melepas pelukkannya
dengan kasar.
“Jawaban, apa kamu masihsayang sama aku..” Kata Emir.
“Apa hanya itu yang kamu cari? Iya Mir? Apa kamu
hanya menunggu aku bilang ‘Aku sayang sama
kamu’ baru kamu bertindak? Apa aku kurang pengorbanan buat kamu Mir? Kamu
gak tau aku selalu menjauh dari Daniel, karna aku menjaga hatiku supaya aku tak
jatuh hati sama dia, lagi. Aku maunya
sama kamu, Mir.” Kataku panjang lebar.
Emir hanya menatap mataku yang sudah mengalirkan air
mata dari tadi. Emir memegang kedua pipi ku dengan tangannya dan menghapuskan
air mata yang terus mengalir. Dia menatapku dengan tatapan lekat, mengabaikan
situasi sekitar yang sudah mulai menggelap.
“Makasih ya Van..”
“Buat apa? Aku gak ngerti maksud kamu Mir.” Aku
mencoba mengalihkan pandangan tapi, tak bisa. Wajahku ditahan oleh dua telapak
tangan yang kuat itu.
“Makasih, karena kamu udah ngajarin aku. Bahwa Cinta
itu tidak hanya dari kata-kata. Cinta itu bukan sesuatu yang harus kita
tunjukkan langsung kepada orangnya, tapi cinta itu tulus dari hati,” Kata Emir
dengan mantap. “Gak ada artinya seseorang
bilang ratusan kali ‘I Love You’ tanpa hati yang tulus.”
Emir memelukku lebih erat dari pada pelukkan yang
tadi, aku membalasnya dengan air mata yang belum bisa berhenti.
“Emir, Aku sayang kamu dengan hati yang tulus..” Kataku.
“Aku juga sayang kamu, Angelica Vanny. Aku sayang
kamu lebih dari apapun. Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tau. Aku menyayangimu
tulus dari hatiku yang terdalam.. Aku
akan selalu ada untukmu dan berjanjilah, kamu akan selalu ada untukku..” Kata-kata
indah ini keluar dari mulut Emir.
Aku terenyak dengan kalimat Emir yang terakhir. Itu
kata-kataku saat ia tergeletak tak berdaya diranjangnya.
“Aku janji..” Ucapku lirih pada telinga Emir..
Sebuah kalimat meluncur langsung dari bibirku yang menutup sore terindah di kota Paris bersama seorang yang telah memiliki seluruh perhatian, sayang dan cintaku. Emir Mahira Salim.
"Aku akan pegang janji mu.."
END
Sebuah kalimat meluncur langsung dari bibirku yang menutup sore terindah di kota Paris bersama seorang yang telah memiliki seluruh perhatian, sayang dan cintaku. Emir Mahira Salim.
"Aku akan pegang janji mu.."
END
haaa so cool! :)
BalasHapusbagus bangeeeeeeet
BalasHapuskok abis sih :(
BalasHapusbikin lagi donng min:)
BalasHapusmaygatttttttttttt
BalasHapushuaaaah:(
BalasHapusBuat lagi dongg miiiinnn hwaa bagus banget <3
BalasHapusParahhh!!!
BalasHapusYeeiiyy<3
BalasHapusAiish ... Gak terlalu kena bgt min enddingnya.. :( trusan nya kya mna coba..?? Apa vany sama emir maried??
BalasHapusPnasaran min...
Coba lanjut dong minnnn
BalasHapus