Entah kenapa. Didalam tidur.. Gue seperti melihat sosok perempuan yang gue rasa, gue kehilangan dia sekarang. Mama gue! Dia lagi mondarmandir disuatu ruangan. Gue muter2 ruangan itu, mencari tau gue dimana. Gue melirik ke jendela. Dari apa yang gue lihat, gue sepertinya sedang berdiri didalam gedung pencakar langit. Gue keluar dari ruangan itu. Mata gue langsung tertuju pada frame2 foto. "Kayanya gue pernah liat gedung ini.. Hmm..." gue liat frame yang ada disebelahnya. Isi frame itu adalah beberapa gambar gedung yang sama.. Seperti proses metamorfosis kupu-kupu, gambar gedung ini juga sama seperti itu. Dari awal gedung ini dibangun, sampai menjadi indah. "Gue rasa gue lagi ada digedung ini.. Tapi dimana?" Mencoba inget2 dan Ya! Ada tulisannya "Empire State Building, New York"
"anjrt! Gue di new...york?! Berarti tadi bener mama guee??!!" gue segera mencari ruangan tadi dan juga nyari mama gue. Gue memerhatikan dia dari jauh. Sibuk. Banget. Parah. Kesana kesini. Ngambil&Menaruh banyak berkas. Sampai dia berhenti sejenak dan duduk disebuah sofa. Gue mendekat dan duduk disebelahnya. Gak nyangka bakal bertemu dengan dia disini. Merebahkan kepala gue dibahunya. Ia membuka phonenya. Gue melirik. Ternyata, mama gue ini menyimpan foto gue. Entah dari mana. Ada juga foto gue sama emir. Dia menelpon hp gue. Tapi toh. Gak ada jawaban dari gue. Airmatanya menetes. "pasti kamu lagi tidur ya.. Maaf ya mama ganggu tidur kamu. Maaf mama gak ada disebelah kamu sekarang. Mama janji bakal ngeluangin waktu buat kamu. Mama sayang banget sama kamu dek.." Lama2 gue juga ikutan sedih. Meskipun mama gak tau kalau gue mendengar itu. Selama ini gue salah. Mengira mama gue yang sibuk sendiri dg kerjaannya dan melupakan gue yang jauh dari dia. Ternyata.. Pengen gue bilang maaf juga ke dia. Gue salah besar memang menuduh dia seperti itu.Saat gue ingin mengusap pipinya yang penuh dengan air mata, tiba2 gue merasa pusing berat. Saat gue membuka mata. Gue udah gak berada disebelah mama lagi. Gue di.. Kamar! Ya! Mendengar suara yang gak asing ditelinga. Gue mencari sumber suara itu. Ternyata? "Bastian?!" dia lagi sibuk main playstation. Lama gak ngeliat dia.. Jadi kangen gue.. Melihat jam yang ada dimeja, udah pukul 2pagi. Tapi bukan itu yang menarik perhatian gue. Disebelah jam itu, berderet frame foto gue, emir, radit, dan bastian sendiri. Waktu kita masih main bareng. Hal yang paling menyenangkan dalam hidup gue. "AH! Kalah lagi!" kata bastian sambil ngelempar stick ps. Gak sengaja gue senggol salah satu frame itu dan jatuh. Bastian sempet kaget, tapi dia mendekati gue yang tak terlihat olehnya dan mengambil frame itu. "kayanya gue kehilangan kalian" lanjutnya. Dia membawa salah satu frame ketempat tidur, yang isinya foto waktu dibandara, sebelum dia pergi. "Kapan ya gue bisa balik? Kumpul sama kalian lagi?" Sebelum gue mau ngobrol sama bastian, gue pusing lagi. Dan membuka mata. Gue melihat radit lagi tidur. Sebelum gue mendekati gue, kepala kembali pusing. Dan gue melihat Keke dan virgin dikamarnya masing2. Sama seperti sebelumnya. Kepala gue kembali pusing. Gue bertemu mbak dan pak rusdi. Gue melihat semua orang yang paling gue sayang. Sampai gue gak kuat lagi buat berdiri
dan melihat sesuatu didepan gue sekarang. Berdiam diri dan menutup mata. Sampai gue rasa gue udah gak terlalu pusing, guepun membuka mata. Terkejut melihat seorang lakilaki terbaring diranjangnya. "Mir?" jarang gue melihat emir memejamkan mata. Gue mendekati dia. "oh damn, u so cute babe." memegang pipinya yang selama ini belum pernah gue sentuh. "Sorry if i always make you worry. Sorry if i always make a mistakes. Sorry if i always make a trouble. Sorry if i was your troublemaker of your life. Im so sorry. I just want to make you proud. But, maybe im never gonna be good enough for u. Sorry. I love U." Saat itu juga phone emir berdering. Background phone dan lock screen dia foto gue.. Dia bangun. Gue pusing lagi. Dan saat gue membuka mata.. Gue melihat mbak gue disamping lagi tidur disebelah ranjang gue. Tapi? Mulut gue? Ditutup pake suatu alat gak jelas. Gue menyentuh tangan mbak gue. "Eh non. Maaf ya mbak tidur disini." Gue menunjuk2 alat itu. "jangan non.." Akhirnya gue membuka secara paksa. Lemes banget. Infus dan alat2 lain yang asing buat gue, terlihat dimana2. "Mbak.. Aku kenapa?" "Tadi kamu kejang2 non" "hah? Kejang? Terus, siapa yg suruh sini?" "Mbak sama pak rusdi non.. Tapi udh bilang nyonya" "oh.. Sekarang jam berapa mbak?" "jam... Jam lima kurang" "mbak handphone aku.." Gue mencoba menelpon emir. tapi gak ada balesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar